Menghapus Standar "Cantik" yang Menyebalkan
Setiap anak perempuan dibesarkan melalui kelembutan Rabb-Nya.
Perempuan, makhluk indah dengan sejuta teka-teki yang dimilikinya selalu
menorehkan cerita yang tidak ada habis-habisnya.
Aku, seorang anak perempuan yang dibesarkan dalam keluarga
yang sangat sederhana. Jauh sekali dari kata sempurna. Apalagi untuk sekedar
memenuhi standar “cantik” yang mayoritas orang buat, aku sudah mulai sedikit
abai memikirkannya. Aku ingin menjadi diri sendiri, tidak ingin merepotkan diri
sendiri, meyayangi diri sendiri, dan melakukan apapun untuk diri sendiri.
Ada satu hal yang begitu akrab denganku sejak aku kecil. Body shaming. Lelucon tumpul yang
amat-sangat tidak lucu ini begitu mudah digandrungi mereka yang dianugrahi
fisik yang, mungkin, lebih sempurna dariku. Ideal di mata mereka, dipaksa untuk
ada dalam diriku. Hingga akhirnya, jika ada yang tidak sesuai, aku marah pada
pemberian Tuhan. Melihat diriku lebih inferior dibanding perempuan lain.
Fesimis pada apapun yang aku lakukan. Sehebat
itu dampaknya? Yaa, sehebat itu. Lalu mereka hanya tertawa, menganggap
“baperan” tiap kali orang merasa keberatan dengan le-lu-con-nya.
Padahal, esensi manusia sejatinya tidak hanya bisa dilihat
dari keberadaan fisik saja. Walaupun, mata diberi hak istimewa untuk pertama
kali melihat sesuatu dari wujud konkritnya, kemudian mengirimkan sinyal ke otak
untuk dapat menilainya. Tapi, manusia adalah makhluk multidimensional, makhluk
bebas dan luas untuk dipahami. Dan indera kita, seringnya, tidak cukup pintar
untuk memahaminya.
Oke, ini sedikit berputar-putar. Tapi maksudku, standar
“cantik” yang mengarah pada fisik itu, sungguh-sungguh me-nye-bal-kan. Dan body shaming itu TIDAK LUCU sama sekali.
Jadi mulai sekarang, untuk apapun yang menempel pada dirimu,
walaupun berbeda, walaupun jauh dari standar “cantik” milik mereka, ingatlah
ketika Tuhan bilang, “Aku telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.”
Jadi, jangan marah.
Jangan marah.
Sebab lebih luas dari itu, kamu cantik dengan apapun yang
kamu syukuri. Satu-satunya pilihan adalah terus menjaga dan belajar
mengembangkan potensi diri. Jadilah versi “cantik” terbaikmu.
Komentar
Posting Komentar