Untuk Ibu

Ibu, umurku sekarang 17 tahun. Aku bukan lagi anak kecil, tapi bukan juga orang dewasa.
Aku mulai suka memberontak, beradu argumen, membentak, tidak mau diatur. Aku mulai keras kepala. Apakah ibu marah?

Ibu, umurku 17 dan aku harus berubah. Aku tidak bisa keluar rumah dengan baju kusut, muka belang, rambut dikepang dua. Ini zaman 2016 dan aku harus terlihat sempurna. HP baru, leptop baru, tas baru, sepatu baru, pakaian modis. Aku mulai banyak permintaan. Ibu, apakah ibu kesal?

Ibu, umurku 17 dan aku suka membaca. Tujuh jam menghadapi soal Matematika,Fisika, Kimia, Bahasa Inggris, dan bermacam-macam pelajaran lainnya di sekolah. Aku sanggup membaca lima ratus halaman novel hanya dalam satu hari, membaca cerbung di facebook berjam-jam, menonton video, bermain games. Tapi mengapa berat sekali rasanya, menyisakan waktu satu jam untuk membaca Al-Qur'an?
Ibu, apakah ibu kecewa?

Ibu, umurku 17 dan aku jatuh cinta. Aku sering menanyakan kabarnya, khawatir dengan keadaannya, aku memberikan perhatian padanya melebihi perhatianku pada ibu. Padahal, dia belumlah tentu punya perasaan yang sama sepertiku. Ibu, apakah ibu sedih?

Kenyataannya, ibu tak pernah memarahiku, membentak, atau mengabaikanku. Bukan karena ibu tidak pernah kecewa ataupun sedih, Ibu hanya terlalu menyayangiku.
Bu, pasti melelahkan sekali ya, merawat dan mendidikku. Tapi berkat kesabaran, keuletan, dan kasih ibu yang begitu tulus, aku sekarang sampai di usia 17. Aku bahagia sekali Bu. Rasanya beruntung masih bisa melihat ibu ada setiap kali aku butuh seseorang untuk berbagi.
Ibu, aku tidak terlalu pandai bersosialisasi. Ibu tahu aku lebih suka mengungkapkan perasaan dengan tulisan. Dan dari ratusan kata yang ada dalam tulisan ini, aku ingin menyampaikan sebuah kesimpulan, bahwa : AKU SAYANG IBU. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menghapus Standar "Cantik" yang Menyebalkan

Pada Suatu Pagi

Tuan Berjaket Biru